Minggu, 31 Januari 2016

Facebook Larang Lakukan Transaksi Senjata

Washington, Facebook Inc melarang para pemilik akun melakukan kerja sama perorangan melakukan jual-beli senjata api pada jejaring sosialnya termasuk juga membagikan foto di instagram, Sabtu (30/1).
Kebijakan itu merupakan tindakan melawan peningkatan pemanfaatan jejaring sosial untuk memeriksa latar belakang barang belanjaan (senjata api).

Langkah Facebook ditempuh setelah perdebatan jual-beli senjata di Amerika Serikat, sehubungan dengan penembakan massal yang banyak terjadi dan Presiden Barack Obama meminta media sosial menghentikan pengaturan penjualan senjata melalui jaringannya.

Ketentuan tersebut memperbaruhi peraturan pemakaian facebook yang diperkenalkan pada Maret 2014 yang melarang pemilik akun berjual-beli narkoba, bahan kimia dan obat terlarang.

Facebook sudah melarang pengiklanan "tanpa permintaan pemeriksaan "untuk penjualan senjata api tanpa izin di seluruh AS karena unggahan seperti itu menunjukkan adanya niat menyelinap dari peraturan.
Penjual senjata yang berizin masih dapat memasang iklan senjata api untuk menawarkan dagangan sedangkan transaksi dilaksanakan di luar Facebook, kata juru bicaranya.

"Selama lebih  dua tahun semakin banyak orang yang memakai facebook untuk mencari barang dan saling melakukan jual-beli," kata Monika Bickert, kepala bagian kebijakan produksi Facebook.

"Kami terus mengembangkan, menguji-coba dan meluncurkan produk baru serta memperbaiki kebijakan yang mencerminkan evolusi ini," kata Brickert.

Facebook adalah jejaring sosial media paling terkenal, diikuti oleh 1,59 juta orang di seluruh dunia dan 219 juga diantaranya berada di AS dan Kanada.

Asosiasi Senjata Api Nasional, kelompok pelobi yang menentang pembatasan hak kepemilikan senjata di AS belum bisa segera diminta berkomentar.

Sebaliknya kelompok-kelompok yamg menyerukan pengendalian senjata menyambut baik kebijakan tersebut.

"Para ibu sangat bersyukur atas kepemimpinan yang dilakukan oleh Facebook hari ini," ujar Shannon Watts, pendiri "aksi permohonan ibu-ibu" di Amerika yang datang dari kelompok penyeru pengamanan pemakaian senjata, dari berbagai kota.

Jumat, 29 Januari 2016

Rupiah Jumat Pagi (29 /1) Menguat Rp13.833 Per Dolar AS



 Kondisi yang cukup positif itu, berpeluang rupiah melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS,"

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat pagi bergerak menguat sebesar 40 poin menjadi Rp13.833 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.873 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan terhadap dolar AS bersamaan dengan beberapa kurs di Asia. Harga minyak dan komoditas lainnya yang bergerak melanjutkan penguatannya menjadi salah satu penopang mata uang rupiah," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat.

Ia mengemukakan bahwa minyak mentah dunia menguat seiring dengan bertahannya isu koordinasi Rusia dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menstabilkan harga.

"Situasi itu membuat dolar AS cenderung tertekan seiring dengan menguatnya minyak ditambah sentimen dari pernyataan bank sentral AS (The Fed) dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang pesimistis terhadap prospek perekonomian," katanya.

Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Jumat (29/1) pagi ini, terpantau berada di level 33,43 dolar AS per barel, menguat 0,63 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 34,00 dolar AS per barel, naik 0,32 persen.

Dari dalam negeri, lanjut dia, adanya harapan inflasi domestik pada tahun 2016 ini yang rendah, serta diluncurkannya paket kebijakan ekonomi IX serta afirmasi Moody's terhadap peringkat layak investasi Indonesia memberikan tambahan sentimen positif di pasar keuangan domestik.

"Kondisi yang cukup positif itu, berpeluang rupiah melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa faktor eksternal dan domestik yang positif mempertahankan laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari ini (Jumat, 29/1).
Ia mengatakan bahwa harga minyak mentah dunia yang kembali bergerak menguat memberi harapan pada mata uang di negara-negara penghasil komoditas, termasuk Indonesia. Diharapkan, harga komoditas kembali pulih sehingga dapat mendukung penerimaan fiskal.

WHO :Virus Zika Menyeber secara Eksplosif

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa virus Zika berkembang secara eksplosif, pertemuan darurat para ahli independen dilakukan untuk memutuskan apakah wabah negara dengan virus Zika harus ditetapkan dalam keadaan darurat kesehatan internasional.
Pada pertemuan khusus di Jenewa yang berlangsung Kamis kemarin, Direktur Jenderal WHO, Dr Margaret Chan, mengatakan virus Zika memiliki keterkaitan dengan cacat lahir yang merupakan sebuah ancaman besar. Salah satu ilmuwan WHO mengatakan Amerika bisa kemungkinan mengalami 4 juta kasus di tahun depan.
Meskipun tidak ada bukti definitif, Chan menilai virus Zika bertanggung jawab atas lonjakan jumlah bayi yang lahir dengan kepala abnormal di Brasil. Dia juga mencatat kemungkinan hubungan antara infeksi Zika dan sindrom Guillain-Barre hanyalah menyebabkan kelumpuhan sementara.
 
"Kemungkinan ini terkait, hanya ini baru dugaan. Virus ini dengan cepat mengubah profil risiko Zika dari ancaman ringan sampai salah satu proporsi yang mengkhawatirkan. Peningkatan kejadian seperti microcephaly sangat mengkhawatirkan," kata Chan, seperti dlansir dari Fox News, Jumat (29/1).
Virus Zika pertama kali terdeteksi pada tahun 1947. Selama puluhan tahun hanya menyebabkan penyakit ringan, Chan mencatat situasi saat ini berbeda secara dramatis. Virus Zika sekarang berada di lebih dari 20 negara, sebagian besar di Amerika Tengah dan Selatan. Virus ini disebarkan oleh nyamuk.